Selasa, 04 Maret 2014

Nama Pahlawan dari Provinsi Banten

Nama nama pahlawan berikut ini saya rangkum berdasarkan dari daerah kelahiran dengan maksud tujuan untuk memberikan motivasi untuk generasi muda saat ini agar dapat mencontoh pahlawan-pahlawan dari daerahnya yang mempunyai semangat didalam memperjuangkan daerahnya sampai tingkat nasional bahkan dalam percaturan tingkat internasional. dan juga dipaparkan sekelumit biografi hidup sampai wafatnya. Dan Surat Keputusan dari Negara untuk gelar pahlawan Nasional :


Lahir : Banten,1631
Wafat : 1683
Makam beliau berada di sebelah utara Masjid Agung Banten.. Anak dari :Sultan Abdul Ma'ali Ahmad dan  Ratu Martakusuma Bergelar : Pangeran Surya,Pangeran Ratu dan Pangeran Adipati Berkuasa : priode 1651 -1683. Beliau menginginkan Banten mempunyai kerajaan Islam. Perkembangan pendidikan agama Islam maju dengan pesat. Saat itu
 Nama beliau juga dijadikan 
nama universitas didaerah Serang-Banten

 .SK Pres: 45/TK/1970
 bertanggal 1-8-1970

Sultan Ageng Tirtayasa
 Hidup : 1631-1683 


Perjuangan beliau salah satunya adalah menentang Belanda karena VOC menerapkan perjanjian monopoli perdagangan yang merugikan kesultanan Banten dan rakyat Banten, akhirnya Belanda di usir dari tanah Banten. Lalu Tirtayasa menjadikan Banten sebagai pelabuhan terbuka, kondisi ini tidak disukai VOC. Mereka lantas memblokade Banten.

Didalam Pemerintahan, Langkah yang beliau tempuh :
1.         Bidang sektor ekonomi.
 Meningkatkan Kesejahteraan rakyat melalui pencetakan sawah-sawah baru serta  irigasi yang sekaligus berfungsi sebagai sarana perhubungan.
2.        di bidang keagamaan
  •  mengangkat Syekh Yusuf, seorang ulama asal Makassar, menjadi mufti kerajaan yang bertugas menyelesaikan urusan keagamaan dan penasehat sultan dalam bidang pemerintahan.
  •  menggalakkan pendidikan agama, baik di lingkungan kesultanan maupun di masyarakat melalui pondok pesantren.
Peran kepemimpinannya :
  • Beliau adalah pemimpin yang sangat amanah dan memiliki visi ke depan membangun bangsanya. Seorang pemimpin yang sangat visioner, tegas dalam memerangi kemiskinan, berkarakter kepemimpinan dan intelektual, Kepentingan rakyat adalah segalanya.
  • Ahli perencanaan wilayah dan tata kelola air, egaliter dan terbuka serta berwawasan internasional.
  • Aktif membina hubungan baik dan kerjasama dengan berbagai pihak di sekitarnya atau di tempat yang jauh sekalipun.
  • Sekitar tahun 1677 Banten mengadakan kerjasama dengan Trunojoyo yang sedang memberontak terhadap Mataram. Dalam pada itu, dengan Makasar, Bangka, Cirebon, dan Indrapura dijalin hubungan baik.

  


Lahir : di Anyar, Banten
 28 Februari 1911
Wafat : di Jakarta 15 Februari 1989
dimakamkan di Tanah Kusir Jakarta Selatan

Ia memiliki darah keturunan Sunda dan Minangkabau, karena buyutnya dari pihak ayah, Sutan Alam Intan, merupakan keturunan raja Pagaruyung di Sumatera Barat. Sutan Alam Intan ikut terlibat dalam Perang Padri hingga dibuang ke Banten dan menikah dengan putri bangsawan Banten
pendidikan formal
di ELS (1925), MULO di Madiun(1928),
AMS di Bandung pada 1931.
di Rechtshogeschool (1939) di Jakarta (Sekolah Tinggi Hukum, sekarang menjadi Fakultas Hukum UI) dan berhasil meraih gelar Meester in de Rechten (Mr.) atau sarjana dalam bidang hukum

Aktif dalam organisasi mahasiswa USI (Unitas Studiosorum Indonesiensis) yang aktivitasnya dalam bidang rekreasi dan kegiatan yang menunjang studi tanpa ikut campur dalam politik. Dalam bidang politik, Sjafruddin bergabung dengan partai Islam Masyumi.

Keppres No.113/TK/2011 Tertanggal : 
07 November 2011
    
Mr. Sjafruddin Prawiranegara

Pernah sebagai  :
·     pegawai siaran radio swasta (1939-1940)
·     petugas di Departemen Keuangan Belanda(1940-1942)
·     Departemen Keuangan pada zaman penjajahan Jepang
·     Kepala Kantor Inspeksi Pajak di Bandung.
·     Sekertaris Komite Nasional Indonesia (KNI) daerah Priangan.
·     Anggota Badan Pekerja KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat).
·   Menteri Muda Keuangan (kabinet ke2) dan Menteri Keuangan (kabinet ke 3).waktu Perdana Menteri Sutan Syahrir.
·     Menteri Kemakmuran (Kabinet Hatta yg ke 1)
·     Wakil Perdana Menteri (Kabinet Hatta ke 2) tahun 1949.

Pada saat terjadi Agresi Militer Belanda ke II (Desember 1948) terjadi kekosongan Pimpinan Pemerintahan RI dipusat dikarenakan ditangkapnya Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta, Sutan Sjahrir, Agus Salim, dan yang lainnya.Dan Ibukota Negara yang sudah diduduki oleh Belanda.Disaat itu beliau  sebagai Menteri Kemakmuran Sjafruddin Prawiranegara, yang saat itu berada di Bukittinggi, Kemudian beliau bersama Teuku Muhammad Hasan untuk menyelamatkan Negara berinisiatif :
  •  Membentuk Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Bukit Tinggi (Sumbar) yang diketuai atau dipimpin oleh beliau (Sjafruddin Prawiranegara) yg jabatan itu sama kedudukannya dengan Presiden selama hampir setahun tepatnya  207 hari sampai 13 Juli 1949 berkat PDRI, yang melaksanakan politik diplomasi melalui radio, maka Belanda tidak bisa meyakinkan dunia bahwa Republik Indonesia sudah tidak ada. Belanda terpaksa melakukan perundingan dengan pihak Indonesia. Dan setelah Soekarno dibebaskan  akhirnya pimpinan diserahkan kembali kepada Soekarno.
  • Setelah pemerintahan Republik Indonesia kembali ke Soekarno, Beliau diangkat menjadi
  • Wakil Perdana Menteri, kemudian menjadi Menteri Keuangan.
  • Presiden Direktur De Javasche Bank yang kemudian berubah menjadi Bank Indonesia.(1951)
  • terlibat dalam gerakan PRRI (Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia)  merupakan bentuk protes terhadap pemerintahan Soekarno yang dianggap menyeleweng dari UUDS 1950, bukan bertujuan untuk menggulingkan kekuasaan Soekarno dan PRRI kemudian dianggap Soekarno sebagai gerakan pemberontakan atau separatis. Dan akhirnya beliau dan beberapa tokoh Masyumi dan PSI (Partai Sosialis Indonesia) ditangkap dan dianggap kontra revolusi. Kedua partai itu kemudian dibubarkan Soekarno.
  • menandatangani Petisi 50 sebagai protes terhadap pemerintahan Soeharto bersama sama M. Natsir, Ali Sadikin, AH Nasution. 



Kamis, 27 Februari 2014

Nama pahlawan dari provinsi aceh

Nama nama pahlawan berikut ini saya rangkum berdasarkan dari daerah kelahiran dengan maksud tujuan untuk memberikan motivasi untuk generasi muda saat ini agar dapat mencontoh pahlawan-pahlawan dari daerahnya yang mempunyai semangat didalam memperjuangkan daerahnya sampai tingkat nasional bahkan dalam percaturan tingkat internasional. dan juga dipaparkan sekelumit biografi hidup sampai wafatnya. Dan Surat Keputusan dari Negara untuk gelar pahlawan Nasional :


Lahir di Meulaboh, 1854
Aceh Barat
Wafat di Meulaboh, 11 Februari 1899
Dimakamkan di :

Kampung Mugo, Meulaboh, Aceh Barat, NAD, Indonesia

 memimpin perang gerilya di Aceh (1873-1899)

SK Pres: 087/TK/1973 betanggal 6-11-1973

TEUKU UMAR
  Beliau menikahi janda Cut Nyak Dien (1880) puteri pamannya.Keduanya berjuang bersama melancarkan serangan terhadap pos-pos Belanda di Krueng.
  • Belanda berdamai dengan pasukan Teuku Umar pada tahun 1883. Satu tahun kemudian (tahun 1884) pecah kembali perang di antara keduanya.
  • Taktik perang  dengan berpura-pura bekerja sama dengan Belanda. Teuku Umar masuk dinas militer.
  • Dianugerahi gelar Johan Pahlawan (1-1-1894) dan diizinkan untuk membentuk legium pasukan sendiri yang berjumlah 250 tentara dengan senjata lengkap.
  • Keluar dari dinas militer Belanda dengan membawa pasukannya beserta 800 pucuk senjata, 25.000 butir peluru, 500 kg amunisi, dan uang 18.000 dollar.(30 Maret 1896)
  • Dengan kekuatan yang semakin bertambah, Teuku Umar bersama 15 orang berbalik kembali membela rakyat Aceh.
  • Perjuangan beliau mendapat dukungan dari Teuku Panglima Polem Muhammad Daud yang bersama 400 orang ikut menghadapi serangan Belanda.
  • Serangan secara mendadak ke daerah Melaboh menyebabkan Teuku Umar tertembak dan gugur dalam medan perang, yaitu di Kampung Mugo, pedalaman Meulaboh pada tanggal 11 Februari 1899.


lahir pada tahun 1836, bertepatan dengan 1251 Hijriah di Dayah Jrueng kenegerian Cumbok Lam Lo, Tiro, daerah Pidie,Wafat di benteng Aneuk Galong. Aneuk Galong, Aceh Besar, Januari 1891 Teungku Chik di Tiro Bahasa Aceh, artinya Imam ulama di daerah Tiro atau Muhammad Saman
               
          TEUKU TJIK DITIRO
Hidup : 1836-1891 
Beliau Putra dari Teungku Syekh Ubaidillah. Ibunya bernama Siti Aisyah, putri Teungku Syekh Abdussalam Muda Tiro.  Aceh. Ia dibesarkan dalam lingkungan agama yang ketat Ketika ia menunaikan ibadah haji di Mekkah, ia memperdalam lagi ilmu agamanya. Dan menjumpai pimpinan-pimpinan Islam yang ada di sana, sehingga ia mulai tahu tentang perjuangan para pemimpin tersebut dalam berjuang melawan imperialisme dan kolonialisme. Sesuai dengan ajaran agama yang diyakininya, Muhammad Saman sanggup berkorban apa saja baik harta benda, kedudukan, maupun nyawanya demi tegaknya agama dan bangsa. Keyakinan ini dibuktikan dengan kehidupan nyata, yang kemudian lebih dikenal dengan Perang Sabil.Dengan Perang Sabilnya, satu persatu benteng Belanda dapat direbut. Begitu pula wilayah-wilayah yang selama ini diduduki Belanda jatuh ke tangan pasukannya. Pada bulan Mei tahun 1881, merebut benteng Belanda Lam Baro, Aneuk Galong dan lain-lain. Belanda merasa kewalahan akhirnya memakai "siasat liuk" dengan mengirim makanan yang sudah dibubuhi racun. Tanpa curiga sedikitpun ia memakannya, dan akhirnya Muhammad Saman meninggal.

SK Pres: 087/TK/1973 bertanggal 6-11-1973


Rabu, 26 Februari 2014

NAMA PAHLAWAN DARI PROVINSI JAMBI

Nama nama pahlawan berikut ini saya rangkum berdasarkan dari daerah kelahiran dengan maksud tujuan untuk memberikan motivasi untuk generasi muda saat ini agar dapat mencontoh pahlawan-pahlawan dari daerahnya yang mempunyai semangat didalam memperjuangkan daerahnya sampai tingkat nasional bahkan dalam percaturan tingkat internasional. dan juga dipaparkan sekelumit biografi hidup sampai wafatnya. Dan Surat Keputusan dari Negara untuk gelar pahlawan Nasional :

lahir di Jambi tahun 1816.
Wafat : 24 April 1904 di Muara Tebo.
SK Pres: 079/TK/1977 bertanggal 24-10-1977
    

Sultan Thaha Sjaifuddin
Sebagai Pangeran Ratu (semacam perdana menteri) di bawah pemerintahan Sultan Abdurrahman (1841).Sejak itu, ia memperlihatkan sikap menentang Belanda.
  • Mengadakan kerja sama dengan pihak Amerika saat kapal dan berlabuh di Jambi
  • Tidak mengakui perjanjian yang dibuat oleh  sultan-sultan terdahulu dengan Belanda. Salah satu diantaranya perjanjian tahun 1833 yang menyatakan Jambi adalah milik Belanda dan dipinjamkan kepada Sultan Jambi.
  • Menolak Ultimatum dengan belanda untuk menyerahkan diri
  • pada 25 September 1858 Belanda melancarkan serangan. Pertempuran berkobar di Muara Kumpeh.
  • Pasukan Jambi berhasil menenggelamkan sebuah kapal perang Belanda, namun mereka tidak mampu mempertahankan kraton. Sultan Thaha menyingkir ke Muara Tembesi dan membangun pertahanan di tempat ini.
  • Sultan Thaha membeli senjata dari pedagang-pedagang Inggris melalui Kuala Tungkal, Siak dan Indragiri.       

semoga bermanfaat.....