Rabu, 30 September 2015

PAHLAWAN PERUMUS DASAR NEGARA INDONESIA

( TOKOH - TOKOH PANITIA SEMBILAN)

Untuk merumuskan dasar negara Republik Indonesia yang benar-benar tepat, maka dibentuklah panitia kecil disebut “Panitia Sembilan” untuk menggodok berbagai masukan dari konsep-konsep sebelumnya yang telah dikemukakan oleh para anggota BPUPKI itu sebab Sampai akhir dari masa persidangan BPUPKI yang pertama, masih belum ditemukan titik temu kesepakatan dalam perumusan dasar negara ini.

Adapun susunan keanggotaan dari "Panitia Sembilan" ini adalah sebagai berikut :

KETUA
WAKIL  KETUA


Ir. Soekarno
Drs. Mohammad Hatta


ANGGOTA




Mr. Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo
Mr. Prof. Mohammad Yamin, S.H.


ANGGOTA




Kiai Haji Abdul Wahid Hasjim
Abdoel Kahar Moezakir

ANGGOTA




Raden Abikusno Tjokrosoejoso
Haji Agus Salim
 


Mr. Alexander Andries Maramis 

Sesudah melakukan perundingan yang cukup sulit antara 4 orang dari kaum kebangsaan (pihak "Nasionalis") dan 4 orang dari kaum keagamaan (pihak "Islam"), maka pada tanggal 22 Juni 1945 "Panitia Sembilan" kembali bertemu dan menghasilkan rumusan dasar negara Republik Indonesia yang kemudian dikenal sebagai "Piagam Jakarta" atau "Jakarta Charter", yang pada waktu itu disebut-sebut juga sebagai sebuah "Gentlement Agreement".
Setelah itu sebagai ketua "Panitia Sembilan"Ir. Soekarno melaporkan hasil kerja panitia kecil yang dipimpinnya kepada anggota BPUPKI berupa dokumen rancangan asas dan tujuan "Indonesia Merdeka" yang disebut dengan "Piagam Jakarta" itu. Menurut dokumen tersebut, dasar negara Republik Indonesia adalah sebagai berikut :

1.    Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan Syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya,

2.    Kemanusiaan yang adil dan beradab,

3.    Persatuan Indonesia,

4.    Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan,

5.    Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Rancangan itu diterima untuk selanjutnya dimatangkan dalam masa persidangan BPUPKI yang kedua, yang diselenggarakan mulai tanggal 10 Juli 1945.

Semoga bermanfaat..
Berbagai sumber


Kamis, 04 Juni 2015

PAHLAWAN PERANCANG DASAR NEGARA NKRI

Setelah BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) terbentuk pada tanggal 1 Maret 1945, maka ada dua kali melakukan persidangan, dan didalam perumusan dasar negara Republik Indonesia dilakukan persidangan BPUPKI yang pertama, dan didalam perumusan ini agar benar-benar tepat maka didalam agenda acara dilakukanlah acara mendengarkan pidato yang diajukan oleh tiga tokoh tokoh utama pergerakan nasional Indonesia, adapun yang mengajukan pendapatnya tentang dasar negara Republik Indonesia itu adalah sebagai berikut :


Gagasan PERTAMA
Mr. Prof Mohammad Yamin,SH.


Beliau mengemukakan gagasan mengenai rumusan lima asas dasar negara Republik Indonesia, Pidato ini disampaikan pada sidang tanggal 29 Mei 1945, gagasan beliau adalah :

  1. Peri Kebangsaan
  2. Peri Kemanusian
  3. Peri Ketuhanan
  4. Peri Kerakyatan, dan
  5. Kesejahteraan Rakyat



Gagasan KEDUA
Mr. Prof. Dr. Soepomo


Beliau mengemukakan gagasan mengenai rumusan lima Prinsip dasar negara Republik Indonesia.Pidato ini disampaikan pada sidang tanggal 31 Mei 1945, gagasan beliau adalaah :
  1. Persatuan
  2. Kekeluargaan
  3. Mufakat dan Demokrasi
  4. Musyawarah
  5. Keadilan Sosial

Gagasan ini dinamakan “Dasar Negara Indonesia Merdeka”,


Gagasan KETIGA
Ir. Soekarno
Gagasan ini dinamakan “PANCASILA”,
Beliau mengemukakan gagasan mengenai rumusan lima Sila dasar negara Republik Indonesia. Pidato ini disampaikan pada sidang tanggal 1 Juni 1945, gagasan beliau adalaah :
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasiionalisme dan Peri Kemanusiaan
3. Mufakat aatau Demokrasi
4. Kesehjahteraan Sosial, dan
5. Ketuhanan Yang Maha Esa

Dan menurut beliau pancasila ini dapat diperas menjadi “Trisila” (Tiga Sila) yaitu ;
1. Sosionasionalisme
2. Sosiodemokrasi
3. Ketuhanan Yang Berkebudayaan
 
Bahkan dari trisila ini menurut beliau bisa diperas lagi menjadi EKASILA (Satu Sila) yaitu sila Gotong Royong, Hal ini menurut gagasan beliau adalah dalam kerangka “satu kesatuan” yang tak terpisahkan satu dengan lainnya.

Masa persidangan BPUPKI yang pertama ini dikenang dengan sebutan detik-detik lahirnya Pancasila dan tanggal 1 Juni ditetapkan dan diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila.

Semoga bermanfaat..
Berbagai sumber


Rabu, 03 Juni 2015

NAMA PAHLAWAN REVOLUSI INDONESIA

Kita sering mendengar kata pahlawan dan di Negara Kesatuan Republik Indonesia ada bermacam-macam pahlawan, salah satunya gelar Pahlawan Revolusi , Tahukah anda apa gelar pahlawan revolusi, siapa saja yang menyandang gelar pahlawan revolusi dan apa hubungannya dengan G30S?.. Baiklah ...memang nampaknya klise kalau dijelaskan lagi, tapi tak apalah saya akan memaparkan kembali tentang pengertian Pahlawan Revolusi itu  dan siapa saja mereka yang dikategorikan Pahlawan Revolusi itu.

PAHLAWAN REVOLUSI adalah gelar pahlawan yang diberikan kepada sejumlah perwira militer yang gugur pada peristiwa G30S tahun 1965. G30S merupakan kepanjangan dari Geraka 30 September atau sering juga di sebut GESTAPU gerakan september tiga puluh. Yaitu peristiwa pergerakan PKI (Partai Komunis Indonesia) yang mencoba melakukan kudeta dengan cara membunuh 6 perwira tinggi militer dan beberapa orang lainnya, yang dilakukan pada malam 30 september 1965. Dan berdasarkan Keppres No. /KOTI/1965 , mereka adalah :
  
Jenderal. TNI Anm. Ahmad Yani

Letnan Jenderal TNI Anm. R.Suprapto
Letnan Jenderal TNI. Anm S.Parman
Mayor Jenderal TNI.Anm Soetojo Siswomihardjo
Letnan Jenderal TNI.Anm Haryono
Mayor Jenderal TNI.Anm DI.Panjaitan
AIP TNI Anm.K.S Tubun

Kolonel Anm. R.Sugiyono
Kapten CZI Anm.Pierre Tendean
 


lahir di 
Sragen, Jawa Tengah, 5 Februari 1923 
 meninggal di 
Yogyakarta, 1 Oktober 1965 
pada umur 42 tahun

 adalah salah satu pahlawan nasional Indonesia. Katamso termasuk tokoh yang terbunuh dalam peristiwa Gerakan 30 September. Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kusuma Negara, Yogyakarta.

 




Ade Irma Nasution



lahir 19 Februari 1960 – meninggal 6 Oktober 1965 
pada umur 5 tahun)

adalah putri bungsu Jenderal Besar Dr. Abdul Harris Nasution. Ade terbunuh dalam peristiwa Gerakan 30 September yang berusaha untuk menculik Jenderal Besar Dr. Abdul Harris Nasution. 

Demikianlah yang bisa saya paparkan kali ini tentang Pahlawan Revolusi Republik Indonesia .

Semoga bermanfaat....

Minggu, 08 Februari 2015

Pahlawan Proklamator Indonesia

Sebagai warga Indonesia siapa yang tidak kenal dengan pahlawan yang satu ini, Beliau adalah bapak yang bersahaja dan beliau termasuk juga sebagai Bapak Proklamator dan Bapak Koperasi, tentu hal ini sudah banyak kita dapatkan informasinya tentang sepak terjang dalam perpolitikan di Indonesia ini, kali ini saya akan meringkas sekelumit biografi perjalanan hidup beliau sejak lahir hingga wafatnya,..yah mungkin sudah basi kali,tapi dari pada tidak sama sekali,tak apalah saya informasikan lagi,.....


Dr.(H.C.) Drs. H. Mohammad Hatta



Lahir : Bukittinggi, 12 Agustus 1902
Wafat : Jakarta, 14 Maret 1980

Istri
Rahmi Rachim
Anak :
 Meutia Hatta, Gemala Hatta,Halida Hatta

Agama : Islam
gelar Pahlawan Proklamator RI
Kebangsaan : Indonesia




PENDIDIKAN :
SD Melayu Fort de kock (1913)
Europese Largere School (ELS) di Bukittinggi (1916)
Meer Uirgebreid Lagere School (MULO) di Padang (1919)
Handel Middlebare School (Sekolah Menengah Dagang), Jakarta (1921)
Gelar Drs dari Nederland Handelshogeschool, Rotterdam, Belanda (1932)

KARIR :
Bendahara Jong Sumatranen Bond, Padang (1916-1919)
Bendahara Jong Sumatranen Bond, Jakarta (1920-1921)
Ketua Perhimpunan Indonesia di Belanda (1925-1930)
Wakil delegasi Indonesia dalam gerakan Liga Melawan Imperialisme dan Penjajahan, Berlin (1927-1931)
Ketua Panitia (PNI Baru) Pendidikan Nasional Indonesia (1934-1935)
Kepala Kantor Penasihat pada pemerintah Bala Tentara Jepang (April 1942)
Anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan (Mei 1945)
Wakil Ketua Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (7 Agustus 1945)

 Proklamator Kemerdekaan Republik Indonesia (17 Agustus 1945)
Wakil Presiden Republik Indonesia pertama (18 Agustus 1945)
Wakil Presiden merangkap Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan (Jan 1948 – Des 1949)
Ketua Delegasi Indonesia pada Konferensi Meja Bundar di Den Haag dan menerima penyerahan kedaulatan dari Ratu Juliana (1949)
Wakil Presiden merangkap Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Kabinet Republik Indonesia Serikat (Desember 1949 – Agustus 1950)
Dosen di Sesko Angkatan Darat, Bandung (1951-1961)
Dosen di Universitas Gajah Mada, Yogyakarta (1954-1959)
Penasihat Presiden dan Penasihat Komisi IV tentang masalah korupsi (1969)
Ketua Panitia Lima yang bertugas memberikan perumusan penafsiran mengenai Pancasila (1975)


ORGANISASI :
Club Pendidikan Nasional Indonesia
Liga Menentang Imperialisme
Perhimpunan Hindia
Jong Sumateranen Bond

PENGHARGAAN
Pahlawan Nasional
Bapak Koperasi Indonesia
Doctor Honoris Causa Universitas Gajah Mada
Proklamator Indonesia
The Founding Father's of Indonesia


Sekian dulu ya....biografi Salah satu Bapak Proklamator Indonesia dan Bapak Koperasi Indonesia , yang dapat saya terankan kali ini, Semoga bermanfaat.......

Referensi : Berbagai sumber