Nama nama
pahlawan berikut ini saya rangkum berdasarkan dari daerah kelahiran dengan
maksud tujuan untuk memberikan motivasi untuk generasi muda saat ini agar dapat
mencontoh pahlawan-pahlawan dari daerahnya yang mempunyai semangat didalam
memperjuangkan daerahnya sampai tingkat nasional bahkan dalam percaturan
tingkat internasional. dan juga dipaparkan sekelumit biografi hidup sampai
wafatnya. Dan Surat Keputusan dari Negara untuk gelar pahlawan Nasional :
lahir di
Tondano, Sulawesi Utara, 5 November 1890 meninggal di Jakarta,10 Juni 1949 dimakamkan di Tondano pada umur 58 tahun Gubernur Sulawesi pertama |
Dr.G.S.S.J.Ratulangi
Dr. Gerungan Saul Samuel Jacob Ratulangi
Beliau sering
disebut-sebut sebagai tokoh multidimensional. Ia dikenal dengan filsafatnya:
"Si tou timou tumou tou" yang artinya: manusia baru dapat
disebut sebagai manusia, jika sudah dapat memanusiakan manusia. Ia meninggal
di Jakarta dalam kedudukan sebagai tawanan musuh..
Pendidikan
di Sekolah
Dasar Belanda (Europesche Lagere School) di Tondano, di Hoofden
School (Sekolah Raja:setingkat SMP), Tondano dan
menyelesaikan Sekolah Teknik Koninginlijke Wilhelmina School (saat ini
bernama SMK Negeri 1 Jakarta Budi Utomo) bagian mesin, Jakarta pada tahun 1908. Pada tahun 1915, Sam
Ratulangi berhasil memperoleh ijazah guru ilmu pasti (Middelbare Acte
Wiskunde en Paedagogiek) di Universitas Amsterdam (Universiteit van Amsterdam), Belanda. Pada tahun
yang sama, ia melanjutkan studi ke Swiss dan mendapat gelar Doktor der Natur-Philosophie (Dr. Phil.) untuk
Ilmu Pasti dan Ilmu Alam di Universitas Zürich tahun 1919.
Namanya diabadikan dalam nama bandar udara di Manado yaitu Bandara Sam Ratulangi dan Universitas Negeri di Sulawesi Utara yaitu Universitas Sam Ratulangi
SK Pres: 590 Tahun 1961 bertanggal 9 – 11 – 1961
|
meninggal
di Pakem, Sleman,
Yogyakarta, 7 Mei 1949
pada umur 30 tahun)
Ahli
pertambangan dan geologis. Dia terlibat dalam perang kemerdekaan Indonesia dan
pengembangan sumber daya pertambangan dan geologis pada saat-saat permulaan
negara Republik Indonesia Dia adalah putera tertua dari delapan anak dari
Darius Lasut dan Ingkan Supit. Adiknya yang bernama Willy Lasut sempat
menjabat sebagai Gubernur
Sulawesi Utara
|
A.F. Lasut
Arie Frederik Lasut
Lasut diambil oleh Belanda dari rumahnya dan dibawa ke Pakem(7-05-1949),
sekitar 7 kilometer di utara Yogyakarta. Di sana ia ditembak mati.
dipindahkan ke pekuburan Sasanalaya Jl. Ireda di Yogyakarta di samping
isterinya yang telah lebih dulu meninggal pada bulan Desember 1947. Upacara
penguburan dihadiri oleh Mr. Assaat, pejabat presiden pada saat itu.
SK Pres: 012/TK/1969 bertanggal 20-5-1969
|
lahir di
Kema, Sulawesi Utara,
1 Desember 1872
meninggal di
Maumbi, Sulawesi Utara,
22 April 1924
pada umur 51 tahun
Orang tuanya adalah Maramis dan Sarah Rotinsulu. Dia adalah anak bungsu
dari tiga bersaudara, yatim piatu berumur enam tahun dan diasu Pamannya yaitu
Rotinsulu yang waktu itu adalah Hukum Besar di Maumbi dan dimasukkan
ke Sekolah Melayu di Maumbi. Sekolah itu mengajar ilmu dasar seperti membaca
dan menulis serta sedikit ilmu pengetahuan dan sejarah. Ini adalah
satu-satunya pendidikan resmi yang diterima oleh Maramis dan kakak
perempuannya karena perempuan pada saat itu diharapkan untuk menikah dan
mengasuh keluarga.
|
Maria Walanda Maramis
Maria Josephine Catherine Maramis
adalah
seorang Pahlawan
Nasional Indonesia karena usahanya untuk mengembangkan keadaan wanita
di Indonesia pada permulaan abad ke-20. sosok yang dianggap sebagai
pendobrak
adat, pejuang kemajuan dan emansipasi perempuan di dunia politik dan
pendidikan. Menurut Nicholas
Graafland, dalam sebuah penerbitan "Nederlandsche
Zendeling Genootschap" tahun 1981, Maria ditahbiskan sebagai salah
satu
perempuan teladan Minahasa yang memiliki "bakat istimewa untuk
menangkap
mengenai apapun juga dan untuk memperkembangkan daya pikirnya,
bersifat mudah
menampung pengetahuan sehingga lebih sering maju daripada kaum
lelakiSetiap
tanggal 1 Desember, masyarakat Minahasa memperingati Hari Ibu Maria
Walanda Maramis, ",Beliau mulai menulis opini di surat kabar setempat
yang bernama Tjahaja
Siang di Menado. Dalam
artikel-artikelnya, ia menunjukkan pentingnya peranan ibu dalam
keluarga
dimana adalah kewajiban ibu untuk mengasuh dan menjaga kesehatan
anggota-anggota keluarganya. Ibu juga yang memberi pendidikan awal
kepada
anak-anaknya. Mendirikan
Percintaan Ibu Kepada Anak Temurunannya (PIKAT) ( 8 Juli 1917) dan
menjadi pemimpinnya. Dan membuat cabang-cabang di Minahasa, seperti di
Maumbi, Tondano, dan
Motoling. Cabang-cabang di Jawa juga terbentuk oleh ibu-ibu di sana
seperti
di Batavia, Bogor, Bandung, Cimahi, Magelang, dan Surabaya PIKAT
membuka sekolah Manado (02-06-1918). Maramis
terus aktif dalam PIKAT sampai pada kematiannya ( 22 April 1924).
Untuk
mengenang jasanya, telah dibangun Patung Walanda Maramis yang terletak
di Kelurahan Komo Luar, Kecamatan Wenang, sekitar 15 menit
dari pusat kota Manado yang dapat
ditempuh dengan angkutan darat. Di sini, pengunjung dapat mengenal
sejarah
perjuangan seorang wanita asal Bumi
Nyiur Melambai ini.
SK Pres: 012/TK/1969 betanggal 20-5-1969
|
Robert Wolter Monginsidi
pendidikannya:
Hollands
Inlandsche School atau (HIS) 1931,Meer Uitgebreid Lager Onderwijs atau
MULO) di Frater Don Bosco di Manado. lalu dididik sebagai
guru bahasa jepang pada sebuah sekolah di Tomohon. Kariernya mengajar
Bahasa Jepang di Liwutung, di Minahasa , dan di Luwuk, Sulawesi Tengah,
sebelum ke Makassar, Sulawesi Selatan. Terlibat dalam perjuangan melawan
NICA di Makassar. Bersama Ranggong Daeng Romo dan lainnya membentuk
Laskar
Pemberontak Rakyat Indonesia Sulawesi (LAPRIS) (17-07-1946), Beliau
ditangkap
Belanda (28-02-1947) dan berhasil kabur (27-10-1947) dan tertan kap
kembali dan
dijatuhkan hukuman mati kepadanya. Monginsidi dieksekusi oleh tim
penembak (05-09-1949)
dan jasadnya dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan Makassar pada 10
November 1950.
Beliau dianugerahi sebagai Pahlawan Nasional oleh
Pemerintah Indonesia pada 6 November, 1973. Dia juga mendapatkan penghargaan
tertinggi Negara Indonesia, Bintang Mahaputra (Adipradana), pada 10 November 1973. Dan namanya juga dijadikan
nama Bandara di Kendari, Sulawesi Tenggara juga sebagai bentuk penghargaan
kepada beliau nama kapal Angkatan Darat Indonesia, KRI Wolter Monginsidi dan Yonif 720/Wolter
Monginsidi.
Sk Pres: 088/TK/1973 bertanggal 6-11-1973
|
Laksamana Muda TNI (Purn)
John Lie Tjeng Tjoan,
lebih dikenal sebagai Jahja Daniel Dharma
lahir di Manado,
Sulawesi Utara,9 Maret 1911
meninggal di Jakarta,
27 Agustus 1988
pada umur 77 tahun
Lahir dari pasangan suami isteri Lie Kae Tae dan Oei Tjeng Nie Nio. Ayahnya (Lie Kae Tae) pemilik perusahaan pengangkutan Vetol (Veem en transportonderneming Lie Kay Thai).Pada 30 Agustus 1966 John Lie mengganti namanya dengan Jahja Daniel Dharma.
dimakamkan di
Taman
Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.
SK Pres| 058/TK/TH 2009bertanggal 6-11-2009 |
Laksamana Muda TNI Jahja Daniel Dharma
(John Lie)
adalah salah
seorang perwira tinggi di Tentara
Nasional Indonesia Angkatan Laut dari etnis Tionghoa dan Pahlawan
Nasional Indonesia. Terdapat versi lain atas tanggal lahir beliau
yaitu 11 Maret 1911.
usia 17
tahun, John Lie ke Batavia karena ingin menjadi pelaut. Di kota ini, sambil
menjadi buruh pelabuhan, ia mengikuti kursus navigasi. menjadi klerk mualim
III pada kapal Koninklijk Paketvaart Maatschappij, perusahaan pelayaran
Belanda. Pada 1942, John Lie bertugas di Khorramshahr, Iran, dan mendapatkan
pendidikan militer. bergabung dengan Kesatuan Rakyat Indonesia Sulawesi (KRIS) sebelum akhirnya diterima di Angkatan Laut RI. memimpin
misi menembus blokade Belanda guna menyelundupkan senjata, bahan pangan, dan
lainnya. Daerah operasinya meliputi Singapura, Penang, Bangkok, Rangoon,
Manila, dan New Delhi. ditugaskan mengamankan pelayaran kapal yang
mengangkut komoditas ekspor Indonesia untuk
diperdagangkan di luar neeri.seperti membawa karet 800 ton untuk diserahkan
kepada Kepala Perwakilan RI di Singapura, Utoyo
Ramelan. (1947),membawa asil bumi lainnya dibwa ke Singapura untuk
dibarter dengan senjata. Dan Senjata diserahkan kepada pejabat Republik yang ada di Sumatera seperti Bupati Riau sebagai sarana perjuangan melawan Belanda. Perjuangan
mereka tidak ringan karena selain menghindari patroli Belanda, juga harus
menghadang gelombang samudera yang relatif besar untuk ukuran kapal yang
mereka gunakan. paling sedikit sebanyak 15 kali ia melakukan operasi
"penyelundupan".
perna menjadi komandan kapal perang Rajawali.
aktif dalam penumpasan RMS (Republik
Maluku Selatan) di Maluku lalu PRRI/Permesta. Ia
mengakhiri pengabdiannya di TNI Angkatan Laut pada Desember 1966 dengan pangkat terakhir Laksamana Muda.
Atas segala
jasa dan pengabdiannya, beliau dianugerahi Bintang Mahaputera Utama oleh Presiden Soeharto pada 10 Nopember 1995, Bintang Mahaputera Adipradana dan gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono pada 9 November 2009.
|
1892–1977
lahir di Kawangkoan,
Minahasa, Sulawesi Utara, pada 30 Juni 1892
|
Almarhum Bernard Wilhem Lapian
(tokoh
Provinsi Sulawesi Utara)
Jasa
dan Pengabdianya :
Beliau pejuang
di berbagai bidang, dari jurnalisme, agama, hingga politik, dari zaman
Belanda, Jepang, hingga kemerdekaan
Penghargaan yang didapat :
Bintang Mahaputera Pratama oleh
Presiden Soeharto (1975).
Keppres
No 116/TK/ 2015 tanggal 4 November 2015.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar