Nama nama pahlawan berikut ini saya rangkum berdasarkan dari daerah
kelahiran dengan maksud tujuan untuk memberikan motivasi untuk generasi
muda saat ini agar dapat mencontoh pahlawan-pahlawan dari daerahnya yang
mempunyai semangat didalam memperjuangkan daerahnya sampai tingkat
nasional bahkan dalam percaturan tingkat internasional. dan juga
dipaparkan sekelumit biografi hidup sampai wafatnya. Dan Surat Keputusan
dari Negara untuk gelar pahlawan Nasional :
Referensi : Berbagai Sumber
J. Leimena
(dr. Johanes Leimena)
Dimakamkan di :
Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata Jakarta
Beliau pernah menjabat :
SK No. 52/TK/2010, tanggal 11 November 2010
|
lahir di Tual Maluku Tenggara,
14 Oktober 1928
meninggal di Jakarta,
1 Oktober 1965
pada umur 36 tahun)
salah seorang korban Gerakan 30 September pada tahun 1965. Ia adalah pengawal dari J. Leimena.
Di makamkan
di TMP Kalibata, Jakarta
|
Brigadir Polisi Anm. Karel Sasuit Tubun
Hidup : 1928-1965
Lulus
anggota POLRI. ditempatkan di Kesatuan Brimob Ambon dengan Pangkat Agen
Polisi Kelas Dua atau sekarang Bhayangkara Dua Polisi. memiliki pangkat
Agen Polisi Kelas Satu atau sekarang Bhayangkara Satu Polisi di
Jakarta. Ketika Bung Karno mengumandangkan Trikora yang isinya menuntut
pengembalian Irian Barat kepada Indonesia dari tangan Belanda. Seketika
pula dilakukan Operasi Militer, ia pun ikut serta dalam perjuangan itu.
Setelah Irian barat berhasil dikembalikan, ia diberi tugas untuk
mengawal kediaman Wakil Perdana Menteri, Dr. J. Leimena di Jakarta.
Berangsur-angsur pangkatnya naik menjadi Brigadir Polisi.
Pemberian gelar
pangkatnya
dinaikkan menjadi Ajun Inspektur Dua Polisi. Namanya juga kini
diabadikan menjadi nama sebuah Kapal Perang Republik Indonesia dari
fregat kelas Ahmad Yani dengan nama KRI Karel Satsuit Tubun
SK Pres: 114/Koti/1965 bertanggal 5-10-1965
Pahlawan Revolusi.
|
lahir di Haria,
pulau Saparua, Maluku,
8 Juni 1783
meninggal di Ambon, Maluku, 16 Desember 1817, umur 34 tahun)
|
Kapitan Pattimura
Hidup : 1783-1817
Pertempuran-pertempuran
yang hebat melawan angkatan perang Belanda di darat dan di laut
dikoordinir Kapitan Pattimura yang dibantu oleh para penglimanya antara
lain Melchior Kesaulya, Anthoni Rebhok, Philip Latumahina dan Ulupaha.
Pertempuran yang menghancurkan pasukan Belanda tercatat seperti
perebutan benteng Belanda Duurstede, pertempuran di pantai Waisisil dan
jasirah Hatawano, Ouw- Ullath, Jasirah Hitu di Pulau Ambon dan Seram
Selatan. Perang Pattimura hanya dapat dihentikan dengan politik adu
domba, tipu muslihat dan bumi hangus oleh Belanda. Para tokoh pejuang
akhirnya dapat ditangkap dan mengakhiri pengabdiannya di tiang gantungan
pada tanggal 16 Desember 1817 di kota Ambon
SK Pres: 087/TK/1973 bertanggal 6-11-1973 |
lahir di
Nusa Laut, Maluku,
4 Januari 1800
meninggal
di Laut Banda, Maluku, 2 Januari 1818 pada umur 17 tahun) SK Pres: 012/TK/1969 bertanggal 20-5-1969 | Martha Christina Tijahah
Di
Kapal Perang Eversten, beliau menemui ajalnya dan dengan penghormatan
militer jasadnya diluncurkan di Laut Banda menjelang tanggal 2 Januari
1818
|
Nuku Muhammad Amiruddin Kaicil Paparangan
Hidup : 1738 – 1805
Dia
merupakan sultan dari Kesultanan Tidore yang dinobatkan pada tanggal 13
April 1779, dengan gelar “Sri Paduka Maha Tuan Sultan Saidul Jehad el
Ma’bus Amiruddin Syah Kaicil Paparangan”.
Putra
Sultan Jamaluddin (1757–1779) dari kerajaan Tidore. Nuku juga dijuluki
sebagai Jou Barakati artinya Panglima Perang. Pada zaman pemerintahan
Nuku (1797 – 1805), Kesultanan Tidore mempunyai wilayah kerajaan yang
luas yang meliputi Pulau Tidore, Halmahera Tengah, pantai Barat dan
bagian Utara Irian Barat serta Seram Timur. Sejarah mencatat bahwa
hampir 25 tahun, Nuku bergumul dengan peperangan untuk mempertahankan
tanah airnya dan membela kebenaran.Dari satu daerah, Nuku berpindah ke
daerah lain, dari perairan yang satu menerobos ke perairan yang lain,
berdiplomasi dengan Belanda maupun dengan Inggris, mengatur strategi dan
taktik serta terjun ke medan perang. Semuanya dilakukan hanya dengan
tekad dan tujuan yaitu membebaskan rakyat dari cengkeraman penjajah dan
hidup damai dalam alam yang bebas merdeka. Cita-citanya membebaskan
seluruh kepulauan Maluku terutama Maluku Utara (Maloko Kie Raha) dari
penjajah bangsa asing. |
Referensi : Berbagai Sumber